- Jakarta, sudah pasti; ini adalah kota di mana saya dilahirkan dan dibesarkan. Kota bersejarah, yang dulunya bernama Batavia, dan dikenal juga sebagai tanah Betawi. Dengan segala hiruk pikuknya, kesibukannya, kesemrawutannya, pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat segalanya. Banyak orang yang mengeluh tentang kondisi dan suasan Jakarta yang katanya sudah kurang kondusif untuk tempat tinggal, tapi toh setiap tahun penduduk nya terus bertambah. Saya pun masih betah di sini, hehehe...
- Depok, karena lima tahun saya kuliah di salah satu Kampus di Depok. Pernah tinggal sebentar, tapi ga betah. :D
- Kediri, ini adalah kota pertama di luar Jakarta yang saya tinggali. Salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang terkenal juga sebagai KOTA TAHU adalah kota pertama tempat saya berkarir. Setelah diterima sebagai PNS, saya ditempatkan di sini. Di Kediri pula anak pertama saya lahir (Zahra). Dua tahun saya bekerja dan tinggal di Kediri.
- Pamekasan, salah satu kota du Pulau Madura, masih provinsi Jawa Timur ini adalah persinggahan kedua saya sebagai pegawai. Suka duka (lebih banyak duka nya sih, hehehe...) saya lewati selama dua tahun tinggal di Pamekasan dengan anak kedua (Aradeya) yang baru saja berumur 40 hari. Dua tahun cukup bagi saya mengenal budaya, adat, karakter, dan kehidupan ekonomi di Pulau Madura. Kenangan paling menarik adalah ketika Pulau Madura gelap gulita karena jalur kabel pemasok listrik di selat Madura terputus. Setiap malam siskamling dan berjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Saat itu bersamaan dengan merebak nya pembunuhan-pembunuhan yang kabr nya dilakukan oleh para "ninja".
- Mojokerto, ini kota ketiga saya di Jawa Timur setelah pindah dari Pamekasan. Dua tahun pula saya hidup di Mojokerto. Tidak banyak hal menarik yang tercatat selama saya di Mojokerto. Everything went naturally.
- Pekalongan, setelah dua tahun di Mojokerto, saya pindah ke Pekalongan dan menghabiskan dua setengah tahun di sana. Cukup banyak catatan menarik, saking banyak nya sampai saya lupa semua (hahaha....ngeles.com). Di sini putri ketiga ku lahir, Adinda Harum Melati yang kini menjadi matahari dalam suka-duka kehidupanku. Kelahiran Dinda membawa kebahagiaan tersendiri, karena tidak lama setelah itu saya kembali di mutasi ke JAKARTA.
- Palangkaraya, loh...kok mendadak loncat ke Kalimantan Tengah? sebenar nya saya tidak pernah tinggal di sini, bahkan bepergian ke Kalimantan pun belum pernah. Palangkaraya menjadi salah satu kota yang saya catat dalam sejarah perjalanan hidup. Karena karena kota ini lah saya lulus wawancara penerimaan pegawai. Ceritanya, setelah melalui tes yang berbelit-belit dan semua nya saya lewati dengan sukses, terakhir adalah tes wawancara. Waktu itu lah sang penguji cuma mengajukan satu pertanyaan : "apakah saudara bersedia ditempatkan di PALANGKARAYA?" spontan saya jawab : "saya bersedia", "betul bersedia?" seolah tidak percaya, sang penguji bertanya lagi. Saya tegaskan bahwa saya siap ditempatkan di mana saja. Alhasil, tanpa panjang lebar, saya dinyatakan lulus dan diterima. Surprise, Alhamdulillah. Beberapa tahun kemudian saya baru tahu bahwa Palangkaraya terkenal sebagai kota yang dihindari oleh para pegawai di instansi saya, hahaha... Kepolosan (atau kebodohan?) membawa kemujuran
Yuuk Berbagi...
Wassalam
4 komentar:
Wah bang Ochid sudah malang melintang di berbagai kota di Nusantara... ada pengalaman yg bersinggungan dengan dunia persilatan di tiap kota bang?
Wass.
TP
wah...itu sih ga seberapa, msaih di pulau jawa dan belom seluruh pulau jawa pula...
pengalaman dengan silat, yah palingan nonton pilem silat, hehehe...
Kok Cianjurnya gak kesebut kang?....hehe....
@anonim, kalo kasih komen jangan anonim donk...
Posting Komentar