Sabtu, 02 Oktober 2010

CK -- SAJAK EMBUN : MENGUBUR SAJAK HITAM DI PUSARA SUNYI

Ketika aku berdiri di gerbang pagi
sendiri mendekap gigil angin

Mengeja aroma rindu di rimba sunyi

Aku tak lagi mengusap embun yang jatuh di pelupuk matamu

Dulu, kala bunga bunga bersemi di taman





Dalam pusaran waktu , ku semai benih baru

Dari bunga melati yang ku tanam tunas nya kemarin

Di sepanjang taman kota ini, mulai tumbuh bersemi

rembulanpun jatuh ke pangkuan

Dan di kota ini juga, tunas itu tumbuh dan bermekaran



Sembari membaca sunyi

Ku kubur sajak hitam di masa lalu,

Telah ku pasang nisan, Bertuliskan namamu

di kubur hutan rimba, dipusara sunyi

lalu ku taburi bunga kemboja dan rampai puisi

selamat tinggal mawar ...kembalilah ke alam mu

menanak sepi sendiri ...



Bulan yang semula pucat pasi ,hilang ditelan ufuk fajar

Ku tahan jua deru gigil angin yang melesat di pori pori dan urat nadi

Aku berjalan sendiri, membaca sunyi

ku lihat lampu jalanan redup di selimuti embun

Sepanjang jalan ku kutip puisi yang menempel di daun embun

Sambil menunggu fajar menyinsing menyonsong pagi


--------------------
Pekanbaru, 20 September 2010

Syahrial Mandiliang

Tidak ada komentar: