Yekti nora keno siro oncati, salah siji saking wolu, cacat keratoniro. Siro ing mengkodadi ratu gedhe, amesti nganggo ambeg wolung prakoro
"Tidak dapat dihindari salah satu dari delapan watak yang telah ditetapkan agar tidak cacat dalam memimpin negara, sebab kamu nanti akan menjadi raja yang besar, jika dapat mempraktikan delapan perkara."
Ujar-ujar di atas adalah wejangan Mpu Kanwa kepada Airlangga ketika meguru di Padepokan di Gunung Willis, dalam rangka menyiapkan Airlangga menjadi raja besar di tanah Jawa. (disarikan dari novel epik AIRLANGGA karangan SW Warsito dan Harmadi).
IV. ANGIN
ambeging angin. Tan pegat titi-parikso, angun angijen-ijen solah bawaning janmo, biso manuksmo ing agal alit, amiguno ing aguno, lakune tanpo wangenan pamrihe tanpo tengeran, yen katulak ora enak, yen katarik ora serik
VI. REMBULAN
ambeging kartiko. Santosa pengkuh ora kaguhan, ora leres ing uboyo, ora lelemeran ing karso, pitayan aten, tanpo samudono.
"Watak angin adalah selalu meneliti sikap dan tingkahlaku manusia, bisa menyusup ke mana-mana, bermanfaat maupun tidak, bekerja tanpa pmarih, jika ditolak tidak sakit hati, jika dimintai bantuan akan diberikan dengan ikhlas"
V. MATAHARI
ambeging suryo. Sareh ing karso, rereh ing pangarah,ora doyo-doyo antuke sabarang kang diarah, sabarangkang diepe ing panasingsrengenge ora age-age digaringake, lakune angarah-arah, patrape angirih-irih, pamrihe ing sabarang reh yen rereh ora rekoso anggone amiseso
"Watak matahari adalahsabar dan tenang, tidak keburu nafsu untuk mencapai tujuan pekerjaannya, apa saja yang dijemur pada panas matahari, tidak sekaligus kering, tetapi melalui proses, jalannya pasti, dengan tujuan agar setiap pekerjaannya dapat berhasil dengan baik dan nyaman, serta tidak kesulitan penyelesaiannya."
VI. REMBULAN
ambeging condro. Biso anurogo amet prono, sumehing netya alus ing budi, anawurake raras rum, sumarah sumprambah marang saisine jagad
"Watak rembulan adalah adalah selalu rendah hati, ramah, dan halus budi bahasa nya, dikenal banyak orang dan pandai bergaul dengan siapa saja"
VII. BINTANG
ambeging kartiko. Santosa pengkuh ora kaguhan, ora leres ing uboyo, ora lelemeran ing karso, pitayan aten, tanpo samudono.
"Watak bintang adalah teguh pada pendirian, tidak mudah kena pengaruh, berani menghadapi masalah, tidakmelakukan hal-hal yang tidak perlu, lugas dan dapat dipercaya"
VII. MENDUNG
ambeging dahono. Angempakake donowesiasat, adil ora ngangge bau, kapine, danane yen kebeneran aweh ganjaran anurunke udan, wesi asate yen ana kang kaluputan pinidana ing guntur tanpo sesa, adile anggung angwruhi ala becik menuso gambyare kilat kang kecil antuk ganjaran
"Watak mendung adalah berlaku adil tanpa pandang bulu, menurunkan hujan sebagai ganjaran dan menghukum dengan guntur terhadap mereka yang melakukan kesalahan, selalu dapat membedakan baik dan buruk sesuai norma"
Itulah pelajaran dan wejangan Mpu Kanwa kepada Airlangga sebagai seorang calon raja besar tanah Jawa. Delapan watak alam yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pada saat nya Prabu Airlangga memimpin kerajaan Medang setelah mengalahkan dan mengusir tentara Wora wari, wejangan ini dipakai untuk memimpin kerajaannya. Sehingga tercatat lah dalam sejarah Prabu Airlangga adalah salah soerang raja terbesar di Tanah jawa yang menurunkan raja-raja besar lainnya. Salah satu yang terkenal adalah Prabu Jayabaya dari Kediri.
Seandainya para pemimpin negeri ini saat ini mau mempelajari wejangan ini, kemudian menerapkannya dalam masa kepemimpinannya, barangkali negeri ini tidak akan secarut-marut ini selama lebih dari setengah abad.
Wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar